Pagi ini saya menemukan sebuah puisi yang luar biasa. Judulnya Hanya. Penulisnya seorang yang sudah lama saya tahu dan follow di Twitter, Gus Nadirsyah Hosen, Ketua PCI NU Australia.
Berikut ini puisinya:
Kami hanya debu yang beterbangan
Diputar tak tentu arah oleh badai cinta-Mu
Kami hanya kelopak bunga yang bermekaran
Diperindah tak terkira oleh tetesan embun kasih sayang-Mu
Kami hanya pejalan yang merangkak berkeluh kesah
Ditarik mendekat tak berjarak oleh dekapan ujian-Mu
Kami hanya hamba yang merindu tak berkesudahan
Dibebankan amanah tak terperi di dunia ini oleh lambaian kuasa-Mu
Kami hanya menunggu tiba waktu berpulang
Diperlama oleh sekian ambisi kehidupan, seolah kami tak lagi mengenal-Mu
Kami hanyalah hamba yang terus bertanya
Dijawab dengan harapan akan syafaat Nabi-Mu
Nadirsyah Hosen
Puisi saya dibacakan begini kok saya dengerinnya jadi merinding sendiri yah. Terima kasih NU Online 🙏😍 pic.twitter.com/pDl75motEs
— Khazanah GNH (@na_dirs) April 11, 2020
0 comments:
Posting Komentar