Di saat Wordpress dan Tumblr berlomba-lomba menjadi lebih adaptif dan lebih bisa terintegrasi dengan social media, Blogspot rasanya tetap menjadi sebuah tempat ngeblog yang menyenangkan dan tidak terlalu terpengaruh oleh keramaian dan keriuhan social media.
Mungkin inilah yang menjadikan saya akhirnya kembali menulis di Blogspot lagi. Kalau di Wordpress saya ingin postingan saya banyak dibaca dan dikomentari, di Blogspot saya ingin postingan saya menjadi konsumsi saya pribadi. Kalau Wordpress membuat saya menulis seperti layaknya seorang profesional, Blogspot membuat proses menulis saya menjadi lebih personal.
Setelah ngeblog selama beberapa tahun terakhir ini, ada satu hal yang saya sadari. Semakin postingan saya banyak dikomentari, saya menjadi semakin terobsesi dengan ketenaran. Dan saya merasa itu bukanlah suatu yang bagus. Karena kalau saya menulis karena ingin tenar, suatu saat saya pasti akan berhenti menulis ketika tulisan saya tidak ada yang membaca dan mengomentari lagi.
Maka dari itu, saya ingin mulai menulis untuk merenung. Untuk mengabadikan hal-hal yang menarik perhatian saya. Khususnya tentang kehidupan dan tentang perasaan. Karena setiap momen itu spesial. Meskipun kita pernah mengalami pengalaman yang hampir sama, percayalah, setiap rasa yang kita rasakan tidak akan terduplikasi dengan sempurna. Selalu ada detail-detail kecil yang membuat semua rasa itu unik dan tidak pernah sama.
Maka dari itu, saya ingin mengabadikan semua yang pernah saya pikirkan dan rasakan. Agar suatu saat nanti bisa saya baca dan saya renungkan kembali.
Dan saya pikir, ilustrasi dari Zen Pencil ini sangat bagus untuk dijadikan jawaban atas pertanyaan, "menulis untuk (si)apa?"
0 comments:
Posting Komentar