28 Agustus 2014

Berdamai dengan Perpisahan

Setelah menjalani hidup sekian lama, akhirnya saya mulai menyadari bahwa perjalanan waktu perlahan akan membuat kita semakin terikat dan sulit melepaskan. Sampai akhirnya kita begitu cinta mati dengan kehidupan. 

Terkadang saya merasa sangat merasa bersyukur karena telah dikaruniai nikmat luar biasa besar seperti kehidupan. Karena dengan hidup saya bisa mengenal bermacam-macam hal. Selama hidup saya punya keluarga yang begitu mencintai saya sepenuh hati, saya punya banyak teman, saya punya banyak sekali kenangan.

Tapi di waktu yang sama, saya sering merasa sedih ketika harus berpisah dengan orang-orang yang sudah saya kenal. Berat rasanya berpisah dengan orang-orang yang selama beberapa tahun berinteraksi dengan kita. 

Hari ini, teman seangkatan saya di perkuliahan sudah tinggal belasan. Padahal dulu waktu pertama masuk ada sekitar 200-an. Teman SMA sudah mulai banyak yang menikah, akibatnya, momen reuni semakin lama akan semakin sepi. Semua teman saya sudah mulai sibuk bersama keluarganya sendiri.

Dalam hidup, perpisahan adalah suatu hal yang pasti. Akan ada masa di mana kita akan meninggalkan kehidupan menuju kehidupan yang lain. Seperti halnya pertandingan sepakbola, akan ada masanya bagi wasit untuk membunyikan peluitnya.

Kalau sudah begitu, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali meninggalkan stadion dan menggoreskan kenangan baru di stadion yang lain.
Share:

2 komentar:

  1. Sama halnya kayak temen seangkatan yang mulai masuk kuliah :'(
    kenangan oh kenangan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Juga seperti halnya temen seangkatan yang sudah lebih dulu lulus kuliah :)

      Hapus