03 Februari 2014

Pecinta Hujan

Ternyata waktu memang bisa membuat kita berubah.

Ingat nggak waktu kecil dulu kita sering sekali bermain di luar ketika hujan? kita begitu gembira ketika hujan datang. Kita langsung berhambur ke luar. Kadang kita sambut hujan dengan bermain ke sungai untuk berenang. Kadang kita menyambut datangnya hujan membawa bola ke lapangan. Dan di lain waktu, kita menyambut hujan dengan jalan-jalan ke pekarangan tetangga untuk mencari buah mangga yang sedang jatuh, yang seringkali malah kita sendiri yang menjatuhkannya dengan bermodalkan batu atau pecahan genteng.

Dulu, kita menganggap hujan adalah teman. Kita tidak pernah merasa perlu untuk memakai pelindung apapun ketika hujan. Kalaupun sedang terpaksa, kita biasanya hanya menggunakan daun pisang untuk pulang sekolah bersama teman-teman kita. Dan sepertinya kita memang tidak benar-benar berniat berlindung dari hujan. Karena kita tahu kalau daun pisang bukanlah pelindung yang baik.

Dan kini, kita tidak lagi ramah pada hujan. Ketika sedang naik motor, kita langsung menepi untuk memakai pelindung. Ketika sedang berjalan, kita langsung membuka payung. Ketika sedang tidak membawa pelindung, kita langsung mencari tempat berteduh, menepi, dan berharap hujan segera pergi.

Ah, aku jadi ingat dengan kata-kata yang dibagikan oleh temanku melalui akun facebook-nya:
Kamu bilang kamu cinta hujan,
tapi kamu pakai payung tuk berjalan dibawahnya.
Kamu bilang kamu cinta matahari,
tapi kamu berteduh dari sinarnya.
Kamu bilang kamu cinta angin,
tapi saat dia datang, kamu segera menutup jendela.
Karena itu aku takut saat kamu bilang cinta.
Katanya sih itu itu kata-kata Bob Marley. Kamu tahu Bob Marley? Iya, penyanyi reggae yang legendaris itu. Aku memang bukan penggemar beratnya. Satu-satunya lagu Bob Marley yang aku tahu mungkin cuma "No Woman No Cry." Maaf, aku memang bukan penggemar musik reggae. Dan terlepas apakah quote tersebut benar-benar dari Bob Marley atau tidak, yang jelas aku punya kegelisahan yang sama.

Buat apa kita bilang cinta pada hujan kalau ternyata kita sering berlindung darinya? Bukankah cinta itu menerima?

Cinta itu bukan tentang siapa yang paling cepat mendapatkan. Tapi yang lebih penting dari itu, tentang siapa paling bisa lama bertahan. Karena bagi cinta, waktu adalah sebenar-benarnya ujian.

Apa yang kita cintai hari ini tidak akan selamanya kita cintai. Kebersamaan hari ini pun bukan jaminan bagi kebersamaan di esok hari. Akan ada masanya bagi cinta untuk merasa bosan. Tapi yang jelas, ada banyak sekali kesempatan bagi kita untuk membuat proses mencintai semakin menyenangkan. Persis yang kita lakukan waktu kecil, ketika kita masih mencintai hujan. Ketika kita bosan bermain di sungai, kita pergi ke lapangan. Ketika sudah bosan bermain di lapangan, kita pergi mencari (mencuri lebih tepatnya) mangga di banyak pekarangan. Sepertinya kita memang harus belajar mencintai lagi. Seperti ketika kita tidak pernah kehabisan cara untuk mencintai hujan.

Dan terakhir, aku pernah dengar, konon katanya, cinta hanya akan merasa bosan ketika tidak dianggap ada, tidak dihargai, dan tidak pernah diperjuangkan.

Dariku, pecinta biru langit.
Untuk kamu, pecinta hujan.
Share:

2 komentar:

  1. maaf banget ini ketinggalan di RT, kenapa ga bilang dari kemarin :( lain kali langsung ingetin yaa
    - ika

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, kak. Makasih banyak lho sudah dikomentarin :D

      Hapus