Dia bukan totto-chan.
Dia juga bukan anak jalanan.
Dia hanya pedagang asongan.
Dia tidak meminta, meski ia tahu itu lebih mudah baginya.
Dia juga tidak putus asa, meskipun hidup tak bersahabat dengannya.
Dia lebih memilih berusaha, daripada hanya menengadahkan telapak saja.
Gadis cilik di Kertajaya, begitu aku memanggilnya.
Jualan krupuk dalam kemasan, itulah pekerjaannya.
Dia memang masih belia.
Tapi semangatnya menjalani hidup sudah seperti orang dewasa.
Malu aku dibuatnya.
Ingin kuucap kalimat terima kasih padanya.
Karena telah mengingatkanku sesuatu yang sudah lama kulupa.
"Sabar itu pro aktif, bukan pasif."
23 September 2011
14 September 2011
Berakit ke Hulu, Berenang ke Tepian
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Mari kita segera ke penghulu, agar tiap malam gak kesepian
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Plis deh jangan belagu, kalau jadi jomblo sebentar aja udah gak tahan.
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Jadi jomblo malu? ah, sudah gak jaman.
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. "Aku masih cinta kamu," katamu sebelum minta balikan.
- Berakir-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Yang lalu biarlah berlalu, ngapain juga ngajakin mantan balikan.
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Titip pesan buat yang belum laku, jangan menikung gebetan teman.
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Kalau sekarang aja sudah gak laku, apalagi nanti 3 tahun kemudian. *plak*
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Kalau kamu cuma mengeluh mulu, sampai kapanpun gak akan bisa jadian.
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Daripada kamu mengeluh mulu, mending cari calon sana kek buat diajak ke pelaminan.
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Saya cukupkan sampai sini dulu, sampai jumpa lagi di lain kesempatan.